”Golongan yang pertama sekali masuk syurga wajahnya adalah seperti bulan purnama. Dan orang yang masuk sesudah itu seperti bintang yang sangat terang cahayanya. Hati mereka sebagai hati satu orang (bersatu) tidak pernah berselisih dan benci-membenci antara sesama mereka. Tiap-tiap seorang di antara mereka mempunyai dua orang isteri. Masing-masing di antara kedua isteri itu tampak sumsum betisnya dari belakang dagingnya kerana sangat indahnya.”
Segala yang ada di dunia ini adalah fana dan tiada yang kekal, tapi bukan berarti telah berakhir sampai disini. Tapi menuju ke alam berikutnya yaitu hari akhir, suatu kehidupan yang kekal tiada berakhir. Semua jiwa pasti akan kembali kepada pemilik dan penciptanya yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah ditiup sangkakala yang kedua seluruh manusia dibangkitkan dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan tidak membawa apa pun, tidak beralas kaki, tidak berbusana, dan juga tidak berkhitan.
Tahap penghisaban amal perbuatan manusia dipadang mahsyar merupakan bahagian azab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap siapa yang dihisap pada hari itu. Rasulullah S.A.W bersabda, yang ertinya: “Barangsiapa yang dihisab pada hari kiamat bererti dia telah merasakan adab.” Aisyah berkata: “Wahai Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman (yang ertinya): “(Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanan) maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah.”
(QS: Al Insyiqaq: 8)
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Sesungguhnya itu adalah sekedar memperlihatkan amalannya, tetapi barangsiapa yang diperiksa penghisabannya pada hari kiamat bererti dia telah merasakan azab.” (HR: Muslim no. 2876)
Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala Al Ghaffur (Yang Maha Pengampun) dan Ar Rahim (Yang Maha Pengasih) telah membentangkan rahmat-Nya yang amat luas. Diantara rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan petunjuk kepada manusia tentang jalan yang dapat menghantarkan ke dalam al jannah tanpa hisab dan adab.
Jalan tersebut telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadisnya, yang ertinya:
“Akan masuk al jannah dari umatku tujuh puluh ribu tanpa hisab dan adzab (dalam riwayat lain; wajah-wajah mereka bercahaya bagaikan cahaya rembulan di bulan purnama).” Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam berdiri dan masuk ke dalam rumah. Sementara para shahabat Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menduga-duga siapakah golongan mereka itu. Diantara para shahabat ada yang menduga; “Semoga mereka adalah orang-orang yang menjadi shahabatnya”. Yang lainnya mengira; “Semoga mereka adalah orang-orang yang lahir dalam keadaan Islam dan tidak pernah berbuat kesyirikan”, dan perkiraan-perkiraan yang lainnya.
Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam keluar dari rumahnya dan mengkhabarkan sifat golongan yang bakal menjadi penghuni al jannah tanpa hisab dan azab. Baginda bersabda, yang ertinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta kay (praktek pengobatan dengan menempelkan besi panas atau semisalnya pada bagian tubuh yang sakit), tidak meminta ruqyah, dan tidak pula berfirasat sial (dengan sebab melihat sesuatu yang disangka ganjil seperti burung dan semisalnya), serta mereka bertawakal penuh kepada Rabb mereka.” Kemudian Ukasyah bin Mihshan berdiri seraya berkata: “(Wahai Rasulullah) berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya aku termasuk golongan mereka. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Engkau termasuk dalam golongan tersebut”.
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum..
Tinggalkan nasihat untuk NJ ..